Masih banyak orang yang
belum faham kalimat efektif. Sehingga kalimat-kalimat tidak efektif masih
sering digunakan dalam kehidupan, bahkan dalam dunia pendidikanpun kalimat
tidak efektif masih susah untuk dihindari. Terlebih dalam bahasa lisan, kalimat
tidak efektif sering kali digunakan. Salah satu cara agar kita terhindar dari
penggunaan kalimat tidak efektif, kita harus mengenali terlebih dahulu apa itu
kalimat efektif.
Menurut Badudu
(Putrayasa, 2009, hlm. 1), kalimat efektif ialah kalimat yang baik karena apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis)
dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama
benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si
penulis. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi
secara sempurna. Selain, informasi yang disampaikan harus jelas, kalimat
efektif juga harus memiliki unsur-unsur kalimat yang lengkap. Kalimat dikatakan
memiliki unsur yang lengkap jika sekurang kurangnya mengandung unsur subjek (S)
dan unsur predikat (P).
Ciri-ciri kalimat
efektif menurut Putrayasa (2009, hlm. 54) yaitu sebagai berikut.
1. Kesatuan
Sebuah kalimat yang efektif harus memiliki subjek,
predikat, serta unsur-unsur lain (objek, pelengkap dan keterangan) yang saling
mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
2. Kehematan
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang
digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Kalimat efektif tidak
boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu.
3. Penekanan
Penekanan dalam kalimat adalah upaya pemberian
aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan itu lebih
mendapat perhatian dari pendengar dan pembaca.
4. Kesejajaran
Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk/imbuhan.
Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan meN-, maka bagian
yang lainnya pun harus menggunakan kata kerja berimbuhan meN- pula.
5. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Hubungan antar
unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Faktor penyebab
ketidakefektifan kalimat menurut Putrayasa (2009, hlm. 95) adalah sebagai berikut.
1. Kontaminasi atau kerancuan
Kontaminasi adalah suatu gejala bahasa yang dalam bahasa
indonesia diistilahkan dengan kerancuan. Kalimat yang rancu berarti kalimat
yang kacau atau kalimat yang susunannya tidak teratur sehingga informasinya
sulit dipahami.
2. Pleonasme
Pleonasme berarti pemakaian kata yang berlebihan.
Ada yang menggunakan dua kata yang searti yang sebenarnya tidak perlu karena
menggunakan salah satu di antara kedua kata itu sudahcukup. Ada penggunaan
unsur yang berlebih karena pengaruh bahasa asing. Ada pula kelebihan penggunaan
unsur itu karena ketidaktahuan si pemakai bahasa.
3. Ambiguitas atau keambiguan
Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi
masih menimbulkan tafsiran ganda (ambigu) tidak termasuk kalimat yang efektif.
4. Ketidakjelasan unsur inti kalimat
Kalimat yang baik harus mengandung unsur-unsur yang
lengkap, sekurang-kurangnya harus ada dua unsur, yaitu subjek dan predikat.
5. Kemubaziran preposisi dan kata
Ketidakefektifan kalimat sering disebabkan oleh
pemakaian kata depan (preposisi) yang tidak perlu.
6. Kesalahan logika/nalar
Logika menentukan apakah kalimat yang kita tuturkan
adalah kalimat yang logis atau tidak. Nalar ialah aktivitas yang memungkinkan
seseorang untuk berpikir logis. Pikiran yang logis ialah pikiran yang masuk
akal yang berterima.
7. Ketidaktepatan bentuk kata
Contohnya, imbuhan pe- tidak mendapat bunyi apabila
dilekatkan pada kata dasar berkonsonan /l/ atau /r/. Namun, saat ini banyak
kita jumpai bentukan kata yang menyimpang (tidak tepat) dari aturan yang ada.
Misalnya pengrusakan, perluasan, dan perlawatan.
8. Ketidaktepatan makna
Jika sebuah kata tidak dipahami maknanya,
pemakaiannya pun mungkin tidak akan tepat. Hal itu akan menimbulkan keganjilan,
kekaburan, dan salah tafsir.
9.
Pengaruh bahasa daerah
Banyak kata dari bahasa daerah masuk ke dalam bahasa
indonesia. Kata-kata bahasa daerah yang sudah diserap ke dalam bahasa indonesia
tidak menjadi masalah jika digunakan dalam pemakaian bahasa indonesia
sehari-hari. Akan tetapi, bahasa daerah yang belum berterima dalam bahasa
indonesia perlu dihindari penggunaannya, karena akan menimbulkan kalimat tersebut
menjadi tidak efektif.
10. Pengaruh
bahasa asing
Akhir-akhir ini
pengaruh bahasa inggris sangat besar. Beberapa kata yang berasal dari bahasa
inggris sering dipakai selain kata kata dari bahasa indonesia yang searti dengan
kata-kata itu. Terkadang, sering kita melihat bahwa orang indonesia seolah
keranjingan menggunakan kata asing terlebih dalam berpidato, sampai-sampai tidak dipikirkan lagi bhawa
yang mendengarkan pidato itu, mungkin tidak dapat lagi memahami bahasa yang
dipakai oleh orang yang sedang berpidato.
Berikut disajikan
beberapa contoh kalimat efektif dan kalimat tidak efektif yang diambil dari
sebuah skripsi.
1. Kalimat efektif
a. Penulis
(S) dilahirkan (P) di Sukabumi pada tanggal 25 Juni 1994 (K).
b. Penulis
(S) bertempat tinggal (P) di Jl. Raya Cikalong Kab. Tasikmalaya (K).
c. Penulis
(S) menyadari (P) bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini
(O).
Kalimat-kalimat (1, 2 dan 3) merupakan kalimat efektif karena kalimat tersebut mempunyai unsur-unsur kalimat yang lengkap (gramatis) dan informasi yang disampaikan dari kalimat tersebut dapat dipahami oleh pembaca secara jelas.
2. Kalimat tidak efektif
a. Anak
pertama dari dua bersaudara (P).
Kalimat tersebut tidak efektif karena tidak memiliki subjek (S).
Perbaikan
Penulis
(S) merupakan (P) anak pertama dari dua bersaudara (Pel).
b. Anak
perempuan dari pasangan bapak mukholik, S.Pd, Msi dan Ibu Rohayati (P).
Kalimat tersebut tidak efektif karena tidak memiliki subjek (S)
Perbaikan
Penulis (S) merupakan
(P) anak perempuan dari pasangan bapak Mukholik, S.Pd, Msi dan Ibu Rohayati
(Pel).
c. (Kemudian)
penulis (S) melanjutkan (P) ke perguruan tinggi pada tahun 2009 di Universitas
Pendidikan Indonesia dengan mengambil jurusan pendidikan fisika (K).
Kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat dua gagasan utama, objek tidak jelas dan terdapat kemubaziran kata. Gagasan utama yang pertama yaitu penulis melanjutkan ke perguruan tinggi pada tahun 2009 di Universitas Pendidikan Indonesia. Gagasan utama yang kedua yaitu penulis mengambil jurusan pendidikan fisika. Kemubaziran kata pada kalimat tersebut yaitu adanya dua frasa yang memiliki makna yang hampir mirip. Frasa tersebut yaitu perguruan tinggi dan Universitas Pendidikan Indonesia.
Perbaikan
(Kemudian)
penulis (S) melanjutkan (P) pendidikan (O) ke Universitas Pendidikan Indonesia
pada tahun 2009 (K). Penulis (S) memilih (P) jurusan pendidikan fisika (O).
Kalimat efektif berbeda dengan kalimat gramatis. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Salah satu syarat kalimat efektif adalah memiliki kelengkapan unsur-unsur kalimat, sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat. Maka dari itu, sudah jelas bahwa kalimat efektif merupakan kalimat gramatis. Namun, kalimat gramatis belum tentu efektif. Kalimat gramatis hanya mementingkan kelengkapan unsur-unsur kalimat tanpa melihat kelogisan kalimat tersebut.
Daftar
Pustaka
Putrayasa, IB. (2009). Kalimat efektif: diksi, struktur, dan logika.
Bandung: Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar